Senin, 03 Maret 2014

berita pencemaran lingkungan



Pembahasan :
               
1.       Penyebab
Peristiwa gunung meletus yang terjadi di Yogyakarta pada senin (18/11/2013) yang memuntahkan material dan abu yang membentuk awan panas. Asap tebal berwarna hitam pekat mengepul dan material panas masih dikhawatirkan bagi warga yang bermukiman di sekitar gunung.
2.       Dampak
 Ada dampak negative dan positif yang ditimbulkan oleh gunung meletus ini, diantaranya :
-Dampak negative : kelaparan akibat rusaknya lahan pertanian, perkebunan, perikanan, kepanikan, pencemaran udara,
-Dampak Positif :
·         Mata air panas : pengobatan/terapi kesehatan.
·         Daerah wisata: keindahan alam
·         Lahan yang subur: pertanian dan perkebunan




3.       solusi
·         Ikuti perintah pengungsian yang diperintahkan oleh yang berwenang.
·         Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah/ lembaga yang berwenang/lihat peta daerah bahaya gunung api
·          Hindari mengendarai kendaraan di daerah hujan abu yang lebat.
·         Mengendarai kendaraan mengakibatkan debu tersedot dan dapat merusak mesin kendaraan tersebut.

Sumatera ekspres, 24 januari 2014

Pembahasan :

1.       Penyebab
Akibat cuaca buruk, industri hulu minyak dan gas bumi(migas) mengalami gangguan operasi. Akibatnya bocornya selang penyalur minyak mentah diperairan surabaya. Juga menyebabkan selang penyalur minyak mentah terputus.
2.       Dampak
Ada sebagian minyak tersisa didalam selang yang tumpah ke laut, ini mengakibatkan air laut jadi tercemar. Dampak yang terjadi akibat dari pencemaran tersebut adalah tertutupnya lapisan permukaan laut yang dapat menyebabkan penetrasi matahari berkurang, menyebabkan proses fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen terganggu, dan dapat menyebabkan kematian.
3.       Solusi
SKK Migas dan pertamina Hulu Energi West  Madura Offshore (PHEWMO) memutuskan langsung menghentikan produksi minyak dari lapangan agar tidak terjadi tumpahan minyak.
Minyak yang telah tumpah, akan langsung dibersihkan begitu cuaca membaik.




Pembahasan :
1.      Penyebab
Proses pembuangan sampah yang tak lagi di lokasi yang semestinya ini terjadi di Simpang Padang Karet, Kelurahan Ulu Rurah, Pagaralam Selatan. Kini sampah-sampah tersebut bahkan dibuang di pintu masuk lokasi TPA. karena kondisi TPA yang sudah tidak layak lagi, maka truk-truk pengangkut sampah tersebut membuangnya di pintu masuk.
2.      Dampak
Kondisi ini membuat sampah tumpah dibadan jalan, padahal di dekat pintu masuk TPA tersebut ada jembatan penyeberangan. Banyak dampak yang ditimbulkan dari masalah ini, diantaranya : tanah menjadi tercemar, bau yang tak sedap , jalan menjadi tertutup oleh sampah.
3.      Solusi
Untuk saat ini memang sedang di bangun lokasi yang baru untuk tempat pembuangan akhir dan masih dalam proses pengerjaan.Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:
·         Mengolah sampah organic menjadi kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan.
·         Membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemara tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah.

Kutipan dan Essay






Soal
1.      Kutipan
buatlah sebuah kutipan langsung pendek menjadi sebuah kutipan tidak langsung panjang.

2.      Essay
carilah sebuah artikel (dari koran, majalah, dll) dan ubahlah artikel tersebut dalam bentuk essay (artikelnya bebas). artikelnya di tempel di tugas kalian itu.


Penyelesaian
1.     Kutipan
·         Kutipan langsung pendek

“Masih banyak pelaku usaha seperti restoran, hotel dan usaha lain belum mengantongi izin lingkungan” kata Kepala BLH Kota Palembang, Tabrani.

·         Kutipan tidak langsung panjang
Para pengusaha masih banyak yang belum mendapatkan izin dari lingkungannya untuk usaha yang mereka jalankan. Tetapi mereka masih tetap menjalankan usahanya. Kalau belum mendapatkan izin bangunan yang mereka pergunakan untuk menjalankan usaha bisa-bisa digusur oleh pemerintah.





2.     Essay

·        Artikel

Sampai Kapan Kemacetan ini Berakhir?


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnhR9WcD9Yolz2Lz3wG1-5NKgnWalLXTq2EgDpdKBc_C2Cc6SCi1l26YLXmAg2EAK4KPVk1hJ9pUOh9EBHG10KMM5LKyfpmVVMFbGcRY68DIAgQl0Scm8bI25DIv9PI70CiQWpePcwO0CX/s1600/Kemacetan.jpgJakarta akan macet total di 2014, yang nota bene tinggal 8 minggu lagi. Untuk mengatasi problem kemacetan yang semakin menggila ini, pada tahun 2010 pemerintah, melalui wakil presiden Budiyono, mencanangkan program 17 langkah penanganan. Beberapa poin penanganan di antaranya adalah sterilisasi jalur bus transjakarta, kebijakan ulang perparkiran, dan pembangunan lahan parkir di sekitar stasiun agar pengguna kendaraan pribadi beralih ke angkutan publik.
Persoalan kemacetan ini juga menjadi polemik yang menarik antara presiden SBY dan gubernur DKI Jokowi yang bernada saling menyindir. Dalam pidatonya di Istana Bogor, saat memberikan sambutan di hadapan anggota KADIN, presiden menyarankan masyarakat untuk bertanya kepada Jokowi bila menyangkut kemacetan di Jakarta. SBY juga menambahkan bahwa pemerintah daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengelola kebijakan-kebijakan lokal yang dimaksudkan untuk meningkatkan dan mempercepat capain pembangunan. Sementara itu, Jokowi menegaskan bahwa persoalan kemacetan yang parah di Jakarta juga merupakan tanggung jawab pemerintah pusat. Menurutnya, kedua pihak harus bekerja sama untuk mengatasi persoalan yang sudah sedemikian akut dan darurat ini.
Kemacetan di Jakarta telah demikian parah. Transportasi publik yang cepat, nyaman, dan murah menjadi impian warganya. Dalam kondisi sekarang, impian ini masih jauh melayang di langit dan nampaknya sulit sekali untuk diraih. Karena itu, para pengguna jalan di Jakarta diminta untuk bersabar dan rela menerima keadaan ini. Mereka juga diminta untuk bersiap menempuh perjalanan yang lebih lama di hari-hari mendatang.

·       Essay

Sejak pemberlakukan sterilisasi jalur bus transjakarta, para pengguna jalan di Ibu Kota semakin merana. Kemacetan parah di jalur regular semakin menjadi-jadi. Perjalanan yang hanya berjarak enam kilometer ditempuh dalam waktu satu jam! Ini menjadi bukti nyata bahwa Ibu Kota tidak memiliki sistem transportasi yang jelas. Keadaan ini juga sekaligus mengonfirmasi apa yang sepuluh tahun lalu telah diprediksi dan diingatkan oleh para pakar transportasi bahwa Jakarta akan macet total di 2014, yang nota bene tinggal 8 minggu lagi.

Untuk mengatasi problem kemacetan yang semakin menggila ini, pada tahun 2010 pemerintah, melalui wakil presiden Budiyono, mencanangkan program 17 langkah penanganan. Beberapa poin penanganan di antaranya adalah sterilisasi jalur bus transjakarta, kebijakan ulang perparkiran, dan pembangunan lahan parkir di sekitar stasiun agar pengguna kendaraan pribadi beralih ke angkutan publik. Dari semua poin itu, satu di antaranya, yaitu restrukturisasi angkutan umum armada kecil agar beralih ke armada besar, belum dapat dilakukan. Restrukturisasi ini perlu payung hukum dari pemerintah pusat, bukan pemerintah daerah. Belum lagi jika berbicara integrasi angkutan umum antarkota yang tentu tidak bisa diupayakan sendiri oleh DKI Jakarta.

Setelah hampir tiga tahun berjalan, rasanya pengguna jalan tidak dapat merasakan adanya perubahan berarti dari 17 langkah yang telah dicanangkan. Yang terjadi justru kemacetan yang semakin tak tertahankan tanpa kenal waktu dan di hampir seluruh ruas jalan Ibu Kota. Sekali lagi, ini bukti nyata bahwa para pemerintah hanya baik dalam tataran perencanaan, namun buruk dalam implementasi dan eksekusi kebijakan. Yang semakin mengkhawatirkan adalah kebijakan mobil murah yang PP-nya diteken presiden SBY beberapa waktu lalu. Kebijakan ini kontra produktif dengan 17 langkah yang telah dicanangkan. Sebentar lagi, puluhan ribu mobil murah dari berbagai merek dan model akan menjejali jalanan Ibu Kota.


Persoalan kemacetan ini juga menjadi polemik yang menarik antara presiden SBY dan gubernur DKI Jokowi yang bernada saling menyindir. Dalam pidatonya di Istana Bogor, saat memberikan sambutan di hadapan anggota KADIN, presiden menyarankan masyarakat untuk bertanya kepada Jokowi bila menyangkut kemacetan di Jakarta. SBY juga menambahkan bahwa pemerintah daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengelola kebijakan-kebijakan lokal yang dimaksudkan untuk meningkatkan dan mempercepat capain pembangunan. Sementara itu, Jokowi menegaskan bahwa persoalan kemacetan yang parah di Jakarta juga merupakan tanggung jawab pemerintah pusat. Menurutnya, kedua pihak harus bekerja sama untuk mengatasi persoalan yang sudah sedemikian akut dan darurat ini.

Sebenarnya masyarakat Ibu Kota sudah muak, bosan, dan hampir putus asa dengan kemacetan yang harus mereka hadapi setiap saat. Dampak persoalan ini semakin mengkhawatirkan. Secara ekonomi, kemacetan ini adalah inefisiensi yang keterlaluan. Memang belum penghitungan pasti ataskerugian ekonomi akibat dari kemacetan ini. Tetapi, secara kasar dapat kita prediksi. Misalkan, ada satu juta mobil dan tiga juta motor yang setiap hari terjebak kemacetan dalam tempo satu jam saja, berapa milyar rupiah yang dibelanjakan secara sia-sia?

Katakan setiap mobil memboroskan satu liter bahan bakar dan sepeda motor seperempat liter, maka dengan patokan harga premium sebesar 6.500 rupiah, kerugian ekonominya mencapai hampir 11 milyar per hari! Dalam tempo setahun, kerugian hanya dari pemborosan bahan bakar yang ditanggung menjapai 4 triliun! Uang sebanyak ini bisa untuk membiayai pembangunan monorel! Ini pun hanya penghitungan kerugian minimal. Bisa dibayangkan bila jumlah kendaran yang terjebak kemacetan lebih banyak, tentu pemborosannya jauh lebih besar. Beban kerugian ini menjadi berlipat ganda karena bahan bakar premium adalah bahan bakar yang disubsidi pemerintah. Tentu sangat menjadi sangat tidak masuk akal bila persoalan ini dibiarkan berlarut-larut dan hanya akan menggerogoti dan membebani rakyat.

Dampak lain yang tidak dapat dihitung secara ekonomi terkait dengan kerugian psikologis dan mental para pengguna jalan. Stres dan fatig (kelelahan fisik yang luar biasa) menjadi ancaman terhadap produktifitas. Berjam-jam terjebak kemacetan menimbulkan gangguan psikologis yang dapat mengganggu keseimbangan hidup. Para pekerja yang stres setiap kali hendak berangkat dan pulang kerja menimbulkan menurunnya produktifitas kerja. Kelelahan yang dialami dalam perjalanan mengakibatkan kinerja yang buruk. Bila hal ini terjadi setiap hari, dapat dipastikan produktifitas pekerja menjadi akibat yang masuk akal. Akal sehat dan emosi pekerja mudah terganggu.

Akibat lebih lanjut dari tingkat stres dan kelelahan ini adalah perilaku buruk dalam berlalu lintas. Tuntutan untuk bergerak cepat di dunia yang nampaknya berputar lebih kencang ini menjadikan para pengguna jalan berperilaku selfish. Saling serobot dan mau menangnya sendiri menjadi pemandangan sehari-hari di jalanan. Masing-masing diburu waktu dan perlu sampai ditujuan lebih cepat sehingga mengakibatkan lalu lintas yang semrawut di setiap persimpangan jalan. Klakson yang bising dan umpatan dari para pengendara adalah polusi telinga yang sering terdengar di jalan raya.

Kemacetan di Jakarta telah demikian parah. Transportasi publik yang cepat, nyaman, dan murah menjadi impian warganya. Dalam kondisi sekarang, impian ini masih jauh melayang di langit dan nampaknya sulit sekali untuk diraih. Karena itu, para pengguna jalan di Jakarta diminta untuk bersabar dan rela menerima keadaan ini. Mereka juga diminta untuk bersiap menempuh perjalanan yang lebih lama di hari-hari mendatang. Pertanyaannya, sampai kapan? Tanyakan saja kepada rumput yang bergoyang.

Kamis, 12 Desember 2013

rohan martin simbolon
Nie beberapa pict* rohan martin simbolon :* anakk paling kece sejagad..
 w itu salah satu rohanaticsPlg,, 


Rohan M.S gak ada yang bisa nandingin :D hhahaha











Minggu, 17 November 2013

sosiologi tugas kuliah








Horizontal Scroll: BAB 1
PENDAHULUAN



 
A.       Latar Belakang
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Pengangguran di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, dalam pembangunan ekonomi di Negara seperti ini pengangguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih serius daripada masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang berpendapatan terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang dalam beberapa dasawarsa ini menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak sanggup mengadakan kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertambahan penduduk yang berlaku. Oleh karenanya, masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke tahun semakin bertambah serius.
B.       Rumusan Masalah
1.     Mengapa masalah sosial  tersebut muncul di tengah2 masyarakat dan meresahkan masyarakat?
2.    Bagaimana sikap anda terhadap masalah sosial tsb?
3.    Solusi apa yang tepat untuk mengatasai masalah tsb? (beri alasan)




C.          Tujuan
1.   Bagi mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan sebagai tugas untuk memenuhi mata pelajaran Sosiologi.
2.  Bagi masyarakat
Memberikan kesadaran betapa merugikannya pengangguran untuk diri sendiri maupun negara.









Horizontal Scroll: BAB 2
PEMBAHASAN

 


A. Penyebab pengangguran di tengah masyarakat
Penyebab terjadinya pengangguran, yaitu :
1.       karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.
2.    kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.
3.    kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
4.    Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
5.    Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
6.    Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
7.    Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
8.    Budaya pilih-pilih pekerjaan
Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang ditemukan di Indonesia bukan pengangguran terselubung, melainkan pengangguran terbuka yang didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan tinggi).
9.     Pemalas
Selain budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur di Indonesia adalah budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang ditempuh adalah dengan menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.
10. Tidak mau ambil resiko
“Saya bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima bekerja di kantor bapak. Dengan demikian bapak tidak akan rugi. Jika bapak tidak puas dengan hasil kerja saya selama 3 bulan tersebut, bapak bisa pecat saya.”

Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain.







B.  Sikap kita terhadap masalah pengangguran
Saya sebagai mahasiswa yang hidup disekitar masyarakat yang lain hanya bisa prihatin atas masalah pengangguran ini. Karena banyak pemuda-pemudi yang tidak bekerja. Mereka hanya bisa berfoya-foya menggunakan uang orang tua mereka tanpa bekerja sendiri.
Bila mereka ditanya mengapa tidak bekerja ? kebanyakan dari mereka memberikan alas an seperti belum ada pekerjaan yang cocok, padahal apapun pekerjaannya asalkan halal tidak apa-apa. Dari pada hidup menganggur.
Saya berharap agar pemerintah dapat memberikan lowongan pekerjaan bagi pengangguran didaerah-daerah.

C.  Solusi terhadap masalah pengangguran
1.     Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
2.    Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
3.    Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain.
4.    Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
5.    Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
6.    Meningkatkan daya beli masyarakat











Horizontal Scroll: BAB III
PENUTUP
 


A.   Kesimpulan
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Rekomendasi
Memulihk an kondisi pengangguran di Indonesia tentulah tidak semudah membalikan telapak tangan. Karena itu diperlukan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah. Solusi paling mudah untuk mengatasi hal ini adalah dengan menciptakan lapangan usaha sendiri dan tidak mengharap yang muluk-muluk menjadi seorang karyawan suatu perusahaan dengan gaji yang besar.
Cara lain adalah dengan menetapkan kebijakan baru yang mempersempit kesempatan para pemilik perusahaan untuk mem-PHK karyawannya.

B.   Saran
Untuk mengurangi tingkat pengangguran, maka harus ada peran pemerintah. Pemerintah harus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya lapangan pekerjaan, serta menjalankan kebijakan yang konsisten tersebut dengan sungguh-sungguh sampai terlihat hasil yang maksimal. Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-masing untuk mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan. Selain dari pemerintah, masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya pengurangan jumlah pengangguran yang terjadi di Indonesia.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita bisa menambah wawasan pengetahuan kita, kita dapat mengerti apa itu pengangguran, penyebab pengangguran, dan solusinya.